JAKARTA - Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah (Wamendes PDT) Ahmad Riza Patria menekankan pentingnya desa-desa di Indonesia menjadi tangguh, baik dari sisi pangan maupun energi.
Transformasi ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk membangun kemandirian ekonomi sekaligus menjaga ketahanan ekologi di tingkat lokal.
“Pemerintah mendorong desa-desa untuk menjadi desa tangguh pangan dan energi. Artinya, desa mampu memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri,” ujar Ariza, sapaan akrab Wamendes PDT, di Jakarta pada Kamis.
Pernyataan ini disampaikan saat Ariza menghadiri Dialog Interaktif Diseminasi Informasi kepada Masyarakat dalam rangka kegiatan Bupati Tilik Desa yang digelar di Desa Trayeman, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Menurutnya, penguatan desa bukan hanya jargon, tetapi strategi nyata dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat dari akar rumput.
Program Strategis Desa
Ariza menjelaskan bahwa pemerintah tengah memperkuat berbagai program strategis agar masyarakat desa dapat memenuhi kebutuhan dasar secara mandiri dan berkelanjutan. Konsep desa tangguh ini tidak hanya menekankan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan ekologis.
Desa tangguh pangan dapat diwujudkan melalui diversifikasi pertanian, seperti penanaman padi, palawija, hortikultura, serta peternakan. Sementara kemandirian energi bisa dicapai dengan memanfaatkan energi terbarukan berbasis potensi lokal.
“Penggunaan pupuk organik, pupuk kompos, dan teknologi ramah lingkungan harus terus digalakkan. Begitu juga pemanfaatan energi terbarukan seperti biogas, PLTMH, dan solar sel untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha kecil,” jelas Ariza.
Dengan penerapan langkah-langkah ini, desa tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga berperan dalam pengurangan emisi karbon dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Keterkaitan dengan Visi Presiden
Konsep desa tangguh pangan dan energi sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam AstaCita keenam, yaitu membangun dari desa dan dari bawah. Strategi ini bertujuan menciptakan pemerataan ekonomi serta mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat lokal.
“Nantinya, desa tidak hanya mandiri secara ekonomi, tapi juga berkelanjutan secara ekologi,” kata Wamendes PDT.
Dengan fokus pembangunan dari desa, kesejahteraan nasional tidak hanya ditentukan oleh kota besar atau sektor industri. Desa yang mandiri akan menjadi ujung tombak ketahanan nasional sekaligus laboratorium inovasi berbasis potensi lokal.
Peran Gotong Royong dan Kelembagaan Desa
Selain penguatan ekonomi dan energi, Ariza menekankan pentingnya menjaga semangat gotong royong dalam pembangunan desa. Partisipasi masyarakat secara aktif dianggap krusial agar program yang dijalankan tepat sasaran dan berkelanjutan.
Wamendes PDT juga mendorong penguatan BUMDes dan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih sebagai tulang punggung ekonomi lokal. Dengan dukungan kelembagaan ini, desa mampu mengelola potensi ekonomi secara mandiri, mulai dari produksi pangan hingga energi terbarukan, serta memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Generasi muda juga menjadi perhatian penting. Ariza mengajak mereka untuk menjadi pelaku inovasi, mengembangkan teknologi tepat guna, memperkenalkan metode pertanian modern, serta memanfaatkan energi terbarukan. Hal ini memastikan desa tangguh pangan dan energi bukan sekadar visi, tetapi realitas di lapangan.
Langkah Implementasi Desa Tangguh
Penerapan konsep desa tangguh pangan dan energi mencakup beberapa langkah strategis:
Diversifikasi pertanian untuk ketahanan pangan lokal.
Pemanfaatan energi terbarukan agar mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Pelibatan masyarakat melalui gotong royong dan partisipasi aktif di BUMDes atau koperasi.
Peningkatan kapasitas generasi muda melalui pendidikan dan pelatihan teknologi.
Inovasi berbasis teknologi juga menjadi kunci. Misalnya, penggunaan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro), biogas dari limbah peternakan, dan solar sel untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha kecil. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kemandirian energi tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan.
Dampak Ekonomi dan Ekologi
Desa yang mandiri pangan dan energi berpotensi meningkatkan ketahanan ekonomi lokal. Masyarakat desa tidak lagi sepenuhnya bergantung pada pasokan dari luar, sehingga dapat menekan inflasi lokal dan menjaga stabilitas harga pangan.
Dari sisi ekologi, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan dapat mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam serta memperlambat degradasi lingkungan.
Desa tangguh juga dapat menjadi pusat inovasi lokal yang dapat direplikasi ke wilayah lain. Keberhasilan di satu desa dapat menjadi model bagi desa lain, sehingga pembangunan nasional menjadi lebih inklusif dan berbasis potensi lokal.
Dorongan Wamendes PDT Ahmad Riza Patria untuk menjadikan desa tangguh pangan dan energi merupakan langkah strategis pemerintah dalam membangun kemandirian lokal. Konsep ini mencakup pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat secara mandiri, dengan memadukan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial secara berkelanjutan.
Dengan dukungan program strategis, semangat gotong royong, peran BUMDes dan koperasi, serta keterlibatan generasi muda, desa diharapkan menjadi motor penggerak pembangunan nasional dari tingkat paling bawah.
Transformasi desa ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pembangunan dari desa demi pemerataan ekonomi, ketahanan pangan, dan keberlanjutan energi.
Ke depan, desa tangguh pangan dan energi diharapkan menjadi contoh nyata kemandirian lokal yang mampu menghadapi tantangan ekonomi, sosial, dan lingkungan di era modern, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang resilient dan mandiri di berbagai sektor.