Bahasa Indonesia

Fadli Zon Tekankan Bahasa Indonesia Perlu Dikenal Dunia Lewat UNESCO

Fadli Zon Tekankan Bahasa Indonesia Perlu Dikenal Dunia Lewat UNESCO
Fadli Zon Tekankan Bahasa Indonesia Perlu Dikenal Dunia Lewat UNESCO

JAKARTA - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya memperkenalkan bahasa Indonesia secara luas di tingkat internasional. 

Ia menyoroti perlunya sosialisasi penggunaan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi UNESCO.lisasi penggunaan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). 

Menurutnya, meskipun bahasa Indonesia telah resmi menjadi bahasa ke-10 di UNESCO, pengenalan dan pemanfaatannya dalam konteks internasional masih perlu diperluas agar lebih dikenal.

“Kan itu sudah menjadi bahasa ke-10 di UNESCO saya kira memang harus kita sosialisasikan,” ujar Fadli. Pernyataan ini menegaskan langkah strategis yang diperlukan agar bahasa Indonesia dapat digunakan lebih efektif dalam forum internasional, baik dalam dokumen resmi maupun komunikasi antarnegara. 

Fadli menekankan bahwa bahasa adalah jendela budaya, sehingga penguatan posisi bahasa Indonesia menjadi penting untuk diplomasi budaya dan pendidikan.

Penutur Bahasa Indonesia Capai 300 Juta Orang

Fadli menjelaskan bahwa jumlah penutur bahasa Indonesia kini lebih dari 300 juta orang yang tersebar di berbagai negara. Penggunaan bahasa Indonesia tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga mencakup negara tetangga seperti Malaysia, Timor Leste, dan Brunei.

“Kalau kita lihat Indonesia, Malaysia, Timor Leste, Brunei, ya itu kan lingua franca kita bahasa Indonesia Melayu,” tambahnya. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memiliki posisi strategis sebagai alat komunikasi regional dan berpotensi menjadi bahasa internasional, terutama di bidang pendidikan, budaya, dan diplomasi.

Pendidikan sebagai Kunci Penguatan Bahasa

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Mu’ti memaparkan sejumlah kebijakan pendidikan selama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Umum UNESCO. 

Dengan menggunakan bahasa Indonesia, Mu’ti menyampaikan pandangan Indonesia bahwa penyelesaian tantangan global tidak hanya bergantung pada kekuasaan atau ekonomi, tetapi pada manusia yang tercerahkan melalui pendidikan, sains, kebudayaan, serta komunikasi yang membebaskan.

“Nilai-nilai mendasar inilah, yang membawa Indonesia pada penegasan bahwa pendidikan adalah hak dasar setiap anak dan tidak boleh ada satu pun yang tertinggal,” kata Mu’ti. 

Pernyataan ini menegaskan bahwa bahasa Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana menyampaikan nilai-nilai edukatif dan kebudayaan secara global.

Kebijakan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Mendikdasmen Mu’ti menambahkan bahwa pemerintah Indonesia melalui Kemendikdasmen baru saja mengeluarkan kebijakan “Pendidikan Bermutu untuk Semua” sebagai implementasi konstitusi dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. 

Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin akses pendidikan yang adil bagi seluruh anak Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di forum internasional.

Selain itu, pemerintah meluncurkan “Gerakan Semesta” untuk mempercepat pencapaian Tujuan Keempat Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), sejalan dengan prioritas Presiden. 

Gerakan ini menekankan pendekatan pembelajaran mendalam, termasuk praktik belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menyenangkan. Inovasi pendidikan juga mencakup pengenalan kecerdasan artifisial, koding, serta penguatan pendidikan karakter bagi generasi muda.

Bahasa Indonesia sebagai Strategi Soft Diplomacy

Promosi bahasa Indonesia di UNESCO merupakan bagian dari strategi diplomasi lunak (soft diplomacy) Indonesia. Dengan mempromosikan bahasa nasional, Indonesia tidak hanya memperluas pengaruh budaya, tetapi juga memperkuat posisi negara dalam menentukan standar dan norma global. 

Fadli Zon menekankan bahwa penguatan peran bahasa Indonesia memerlukan koordinasi dan sosialisasi yang berkelanjutan, agar bahasa ini dapat dipakai secara efektif dalam dokumen, forum, dan komunikasi internasional.

“Bahasa adalah jendela budaya, dan UNESCO adalah panggung internasional bagi bangsa kita. Jadi harus ada upaya serius untuk mengenalkan bahasa Indonesia secara sistematis,” ujar Fadli. 

Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia tidak sekadar simbol, tetapi alat strategis untuk memperkuat diplomasi budaya dan politik internasional.

Tantangan Penggunaan Bahasa di Kancah Global

Meskipun jumlah penutur bahasa Indonesia besar, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah memastikan bahasa Indonesia tidak hanya digunakan simbolis, tetapi benar-benar menjadi bahasa kerja di forum internasional. 

Untuk itu, pemerintah berupaya melalui program pendidikan, pelatihan, dan publikasi internasional agar bahasa ini dapat dipahami dan digunakan dengan baik oleh diplomat, akademisi, dan pelaku budaya.

Selain itu, pemanfaatan bahasa Indonesia di negara tetangga dengan kesamaan bahasa Melayu memberi peluang untuk memperkuat integrasi regional. Upaya ini juga mendukung diplomasi kebudayaan, karena bahasa menjadi sarana menyebarkan nilai-nilai, pengetahuan, dan kreativitas Indonesia secara global.

Peningkatan Peran Bahasa Indonesia di UNESCO

Melalui sosialisasi yang lebih intensif, kebijakan pendidikan yang mendukung, serta pemanfaatan teknologi, bahasa Indonesia diharapkan dapat memainkan peran penting di forum UNESCO dan panggung global lainnya. Pemerintah menekankan pentingnya memadukan pendidikan formal, kegiatan budaya, dan diplomasi untuk meningkatkan pengaruh bahasa nasional.

Fadli Zon menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama setara dengan negara-negara lain di UNESCO, sekaligus memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan budaya dan pendidikan nasional. 

Upaya ini diharapkan dapat menghasilkan output nyata berupa penguatan jejaring kerja sama internasional, pertukaran budaya, dan pemahaman lintas negara yang lebih baik.

Bahasa Indonesia dan Masa Depan Diplomasi Global

Penguatan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi di forum internasional bukan hanya soal kebanggaan nasional, tetapi juga strategi untuk memperluas pengaruh Indonesia dalam pendidikan, kebudayaan, dan diplomasi. 

Dengan pengenalan yang tepat, bahasa Indonesia dapat menjadi alat untuk menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan, pendidikan berkualitas, serta inovasi budaya yang bernilai ekonomi.

Peningkatan peran bahasa Indonesia di UNESCO diharapkan tidak hanya berdampak pada forum internasional, tetapi juga memperkuat identitas nasional, memperluas jejaring diplomasi budaya, dan menciptakan peluang ekonomi kreatif yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Bahasa Indonesia sebagai Pilar Diplomasi dan Pendidikan

Promosi bahasa Indonesia di UNESCO menjadi bagian dari strategi Indonesia untuk memperkuat pendidikan, kebudayaan, dan diplomasi global. Dari pernyataan Fadli Zon dan Mu’ti, jelas bahwa pemerintah melihat bahasa Indonesia sebagai sarana memperluas pengaruh, memfasilitasi komunikasi lintas negara, dan mendukung pendidikan berkualitas.

Dengan sosialisasi yang lebih intensif, kebijakan pendidikan yang mendukung, serta pemanfaatan teknologi dan platform internasional, bahasa Indonesia akan memainkan peran penting di forum UNESCO maupun panggung global lainnya. 

Ini juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menegakkan hak pendidikan, memperkuat pemahaman lintas budaya, dan memperkokoh posisi bangsa di dunia internasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index