JAKARTA - Indonesia kini tengah menghadapi fenomena cuaca ekstrem.
Peralihan musim yang terjadi menyebabkan hujan lebat di beberapa wilayah, angin kencang, hingga ancaman siklon tropis yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.
BMKG memperkirakan intensitas hujan akan terus meningkat dalam beberapa pekan mendatang, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November 2025.
Perubahan cuaca yang ekstrem ini bukan hanya menimbulkan risiko banjir atau kerusakan fasilitas, tetapi juga meningkatkan potensi berbagai penyakit. Virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya lebih mudah berkembang biak saat kondisi lingkungan lembap, dingin, dan kadang panas pada siang hari.
Lapisan pelindung tubuh, seperti mukosa di saluran pernapasan dan pencernaan, menjadi lebih rentan sehingga tubuh mudah terserang penyakit. Berikut beberapa penyakit yang perlu diwaspadai saat cuaca ekstrem.
1. Influenza: Flu Musiman yang Mudah Menyebar
Influenza merupakan salah satu penyakit yang paling umum muncul saat musim hujan. Banyak orang mulai mengeluhkan gejala flu ketika intensitas hujan meningkat. Influenza disebabkan oleh virus yang dapat menular melalui droplet dari orang yang terinfeksi.
Gejala influenza meliputi hidung tersumbat, batuk, sakit tenggorokan, demam, dan tubuh terasa lemas. Pencegahan sederhana tetapi efektif adalah dengan memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan secara rutin, serta menjaga jarak dari orang yang sakit.
Bagi kelompok yang rentan, seperti anak-anak, lansia, atau penderita penyakit kronis, vaksin flu juga sangat dianjurkan.
2. Diare: Ancaman dari Air dan Makanan Tercemar
Musim hujan meningkatkan risiko diare karena air hujan dapat mencemari sumber air bersih dan makanan. Rotavirus merupakan salah satu penyebab utama diare, yang ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.
Gejala diare meliputi mual, muntah, meningkatnya frekuensi buang air besar, feses encer, dan demam. Pencegahan dapat dilakukan dengan memastikan air minum bersih, mencuci buah dan sayur dengan air yang aman, serta menjaga kebersihan tangan sebelum makan. Pada musim hujan, perhatian ekstra terhadap kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran diare.
3. Demam Berdarah: Risiko dari Genangan Air
Demam berdarah merupakan penyakit berbahaya yang sering muncul di musim hujan. Nyamuk Aedes aegypti, yang berkembang biak di genangan air, menjadi vektor utama penularan penyakit ini.
Gejala demam berdarah meliputi demam tinggi, nyeri otot dan persendian, bercak merah di kulit, hingga perdarahan dalam kasus parah.
Pencegahan utama adalah membersihkan lingkungan dari genangan air, menutup wadah penampung air, serta menggunakan obat nyamuk atau kelambu saat tidur. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan rumah tangga menjadi kunci mengurangi risiko demam berdarah.
4. Leptospirosis: Ancaman Bakteri Saat Banjir
Penyakit leptospirosis menjadi perhatian khusus bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir. Bakteri Leptospira dapat masuk ke tubuh melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan, terutama tikus.
Gejala leptospirosis meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, hingga gangguan fungsi hati. Pencegahan termasuk menghindari kontak langsung dengan air banjir, menggunakan pelindung kaki atau sepatu, dan menjaga kebersihan lingkungan dari potensi sumber penularan.
Dengan tindakan pencegahan yang tepat, risiko leptospirosis dapat diminimalkan meskipun musim hujan sedang ekstrem.
5. Dehidrasi: Bahaya Saat Perubahan Suhu Drastis
Selain penyakit infeksi, perubahan cuaca yang ekstrem juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi. Seringkali pada siang hari cuaca panas terik, sementara sore hingga malam hari disertai hujan deras. Perubahan suhu dan kelembapan ini membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat.
Untuk mencegah dehidrasi, tubuh perlu mendapatkan asupan cairan minimal 2 liter per hari untuk orang dewasa. Selain air putih, konsumsi jus buah alami atau makanan yang kaya akan cairan juga membantu.
Tanda-tanda dehidrasi termasuk rasa haus berlebihan, mulut kering, pusing, dan urine berwarna pekat. Memenuhi kebutuhan cairan merupakan langkah penting menjaga kesehatan saat cuaca ekstrem.
Pencegahan dan Persiapan di Masa Cuaca Ekstrem
Menghadapi musim hujan dengan kondisi cuaca ekstrem, masyarakat perlu melakukan beberapa langkah preventif:
Higiene pribadi: Cuci tangan secara rutin, hindari menyentuh wajah, dan gunakan masker bila diperlukan.
Konsumsi makanan dan minuman bersih: Pastikan air minum aman dan sayur serta buah dicuci bersih.
Kebersihan lingkungan: Singkirkan genangan air, bersihkan selokan, dan jaga kebersihan rumah untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk.
Penuhi kebutuhan cairan: Minum cukup air dan konsumsi makanan kaya cairan untuk mencegah dehidrasi.
Kesiapan medis: Siapkan obat-obatan dasar, vitamin, dan segera periksa kesehatan bila gejala penyakit muncul.
Dengan memahami risiko penyakit saat cuaca ekstrem, masyarakat dapat mengambil langkah preventif lebih awal. Pencegahan sederhana seperti menjaga kebersihan, mengonsumsi cukup cairan, serta menghindari kontak dengan sumber penyakit dapat menurunkan risiko sakit secara signifikan.
Indonesia memang kaya dengan fenomena alam, tetapi perubahan cuaca ekstrem memerlukan kewaspadaan ekstra. Mengetahui potensi penyakit dan menjaga kesehatan selama musim hujan merupakan langkah penting agar aktivitas sehari-hari tetap aman dan lancar.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, masyarakat bisa lebih siap menghadapi cuaca ekstrem tanpa harus khawatir akan terserang penyakit.