klaim penyakit kritis

Cara Klaim Penyakit Kritis, Jenis, dan Premi Asuransinya

Cara Klaim Penyakit Kritis, Jenis, dan Premi Asuransinya
klaim penyakit kritis

Klaim penyakit kritis menjadi hal penting yang perlu dipahami karena tidak ada yang bisa meramalkan kondisi kesehatan di masa depan. 

Penyakit serius dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, maupun lansia, bahkan pada mereka yang telah menjalani pola hidup sehat. 

Meskipun berbagai langkah pencegahan sudah dilakukan, risiko tetap ada, sehingga memiliki asuransi penyakit kritis bisa menjadi solusi perlindungan finansial.

Selain menjaga kesehatan dengan pola makan seimbang, memiliki perlindungan tambahan dapat membantu mengantisipasi pengeluaran tak terduga akibat biaya pengobatan yang tinggi. 

Asuransi penyakit kritis dapat menjadi pertimbangan bagi siapa saja yang ingin mendapatkan jaminan finansial saat menghadapi kondisi medis yang serius. 

Lalu, apa sebenarnya asuransi penyakit kritis dan bagaimana cara mengajukan klaim penyakit kritis di Indonesia dengan benar? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Asuransi Penyakit Kritis?

Asuransi penyakit kritis adalah jenis perlindungan finansial yang memberikan santunan tunai kepada tertanggung ketika didiagnosis menderita penyakit serius seperti kanker, diabetes, stroke, atau penyakit jantung. 

Penyakit kritis sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola hidup yang kurang sehat hingga faktor keturunan dan kondisi medis lainnya.

Mekanisme kerja asuransi ini serupa dengan asuransi jiwa, di mana tertanggung berhak menerima uang pertanggungan (UP) sesuai ketentuan dalam polis jika terbukti mengidap penyakit kritis. 

Umumnya, klaim untuk penyakit kritis hanya dapat dilakukan sekali, tetapi ada beberapa produk asuransi yang memungkinkan klaim lebih dari satu kali.

Secara umum, asuransi penyakit kritis biasanya ditawarkan sebagai manfaat tambahan atau rider dalam polis asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. 

Namun, ada juga asuransi penyakit kritis yang berdiri sendiri dan bisa diklaim tanpa perlu memiliki asuransi dasar terlebih dahulu. 

Jika dibandingkan, asuransi penyakit kritis yang berfungsi sebagai rider umumnya mencakup lebih banyak jenis penyakit dibandingkan dengan asuransi penyakit kritis yang bersifat mandiri.

Jenis-jenis Penyakit Kritis yang Ditanggung Asuransi

1. Stroke

Stroke merupakan salah satu penyakit kritis yang sangat membahayakan dan dapat mengancam nyawa. Penyakit ini terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke otak yang berujung pada kerusakan jaringan otak.

Stroke termasuk dalam kategori penyakit kritis yang dijamin oleh asuransi karena pengobatannya yang sangat mahal, dengan biaya yang bisa mencapai antara Rp150 juta hingga Rp500 juta.

2. Kanker

Kanker adalah penyakit kritis kedua yang sering menyebabkan kematian setelah stroke. Penyakit ini muncul ketika sel-sel tubuh tumbuh secara tidak terkendali, membentuk tumor ganas yang dapat menyerang berbagai bagian tubuh, seperti payudara, paru-paru, dan darah. 

Kanker dapat menyerang siapa saja, dari berbagai usia dan latar belakang. Biaya pengobatannya sangat tinggi, dengan biaya pengobatan yang bisa mencapai Rp300 juta bahkan lebih.

3. Diabetes

Diabetes adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi atau menggunakan insulin dengan efektif. 

Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan pada hati dan ginjal, serta meningkatkan risiko amputasi jika luka tidak dapat sembuh dengan baik. Pengobatannya membutuhkan biaya besar, terutama jika komplikasi serius terjadi.

4. Penyakit Jantung

Penyakit jantung, seperti gagal jantung dan gangguan katup jantung, juga termasuk dalam kategori penyakit kritis. 

Pengobatannya sangat mahal, terutama jika pasien harus menjalani prosedur seperti pemasangan ring jantung, yang biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah.

5. Penyakit Kritis Lainnya

Selain penyakit-penyakit di atas, ada banyak kondisi medis lain yang juga dapat ditanggung oleh asuransi penyakit kritis, seperti gagal ginjal, hepatitis, HIV/AIDS, meningitis, dan lainnya. 

Pengobatan untuk penyakit-penyakit ini juga memerlukan biaya yang sangat tinggi dan bisa menghabiskan tabungan dengan cepat.

Cara Klaim Penyakit Kritis

Untuk mencairkan dana pertanggungan dari asuransi penyakit kritis, kamu perlu mengikuti prosedur klaim yang sesuai. 

Meskipun setiap perusahaan asuransi mungkin memiliki langkah-langkah yang sedikit berbeda, berikut adalah proses klaim penyakit kritis yang umumnya diterapkan:

  • Isi formulir klaim yang disediakan oleh perusahaan asuransi.
  • Pastikan data yang diisi pada formulir lengkap dan akurat, termasuk nomor KTP, nomor polis, nama pemegang polis, dan informasi lain yang diminta.
  • Lampirkan dokumen-dokumen penting seperti rekam medis, tagihan dari rumah sakit, dan dokumen asli lainnya.
  • Kirimkan semua dokumen yang diperlukan bersama formulir klaim ke pihak asuransi.
  • Tunggu konfirmasi dari perusahaan asuransi apakah klaim diterima atau ditolak.
  • Jika klaim diterima, dana pertanggungan biasanya akan cair dalam waktu maksimal 14 hari kerja.

Beberapa dokumen yang umumnya diperlukan dalam proses klaimnya antara lain:

  • Formulir klaim yang sudah diisi lengkap.
  • Hasil pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan tes medis lainnya.
  • Surat keterangan kepolisian jika diperlukan.

Premi Asuransi Penyakit Kritis

Harga premi untuk asuransi penyakit kritis dapat bervariasi, tergantung pada produk dan perusahaan asuransi yang kamu pilih. 

Secara umum, biaya premi asuransi penyakit kritis berkisar antara Rp100 ribuan hingga Rp300 ribuan per bulan, tergantung pada jenis polis yang dipilih.

Premi untuk asuransi penyakit kritis murni umumnya lebih terjangkau dibandingkan dengan asuransi penyakit kritis yang disertakan sebagai rider atau tambahan. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih jenis premi asuransi penyakit kritis yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansialmu. Pastikan juga bahwa manfaat yang ditawarkan oleh asuransi tersebut cocok dengan apa yang kamu butuhkan.

Manfaat Asuransi Penyakit Kritis

1. Menanggung Biaya Pengobatan dan Perawatan Penyakit Kritis

Ketika seseorang terdiagnosa penyakit kritis, biaya pengobatan dan perawatan untuk rawat jalan atau rawat inap sering kali sangat besar. 

Asuransi penyakit kritis hadir untuk membantu menanggung biaya-biaya tersebut, sehingga beban finansial yang ditanggung oleh tertanggung menjadi lebih ringan.

Dengan adanya uang pertanggungan, tertanggung tidak perlu menguras tabungannya untuk biaya perawatan penyakit tersebut.

2. Memberikan Uang Santunan Harian

Manfaat lain dari asuransi penyakit kritis adalah pemberian uang santunan harian untuk rawat inap di rumah sakit. Santunan ini dapat menggantikan pendapatan yang hilang ketika tertanggung tidak dapat bekerja karena penyakit kritis. 

Selain itu, uang santunan harian ini juga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari selama perawatan di rumah sakit, yang jumlahnya bisa cukup signifikan.

3. Memberikan Santunan Meninggal Dunia

Penyakit kritis dapat berisiko menyebabkan kematian pada penderitanya. Oleh karena itu, beberapa jenis asuransi penyakit kritis memberikan santunan kepada keluarga yang ditinggalkan jika tertanggung meninggal dunia akibat penyakit kritis tersebut. 

Santunan meninggal dunia ini menjadi sangat bermanfaat, terutama bagi keluarga yang kehilangan pencari nafkah utama akibat penyakit kritis.

Tips Memilih Asuransi Penyakit Kritis Terbaik

1. Perhatikan Jenis Penyakit Kritis

Saat memilih asuransi penyakit kritis, penting untuk memastikan jenis penyakit kritis yang tercakup dalam polis tersebut. Pilihlah produk yang menanggung penyakit kritis umum seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung. 

Semakin banyak jenis penyakit kritis yang tercakup, semakin luas manfaat pertanggungan yang bisa kamu peroleh.

2. Perhatikan Usia Tertanggung

Usia juga menjadi faktor penting dalam memilih asuransi penyakit kritis. Semakin tua usia seseorang, semakin besar kemungkinan untuk terpapar risiko penyakit kritis. 

Oleh karena itu, pilihlah produk asuransi yang dapat menanggung tertanggung hingga usia lebih dari 100 tahun agar cakupan perlindungannya lebih panjang.

3. Perhatikan Besaran Uang Pertanggungan

Sebelum memilih produk asuransi, pastikan kamu memperhatikan besaran uang pertanggungan yang ditawarkan. 

Pengobatan untuk penyakit kritis sering kali memerlukan biaya yang sangat tinggi, jadi pilihlah asuransi yang memberikan pertanggungan besar untuk memastikan biaya pengobatan tidak memberatkan.

4. Perhatikan Jenis Asuransi

Ada dua jenis asuransi penyakit kritis yang perlu diperhatikan. Jika kamu ingin premi yang lebih terjangkau, asuransi penyakit kritis murni bisa jadi pilihan. 

Namun, jika kamu lebih memilih manfaat yang lebih luas, asuransi penyakit kritis sebagai rider pada asuransi kesehatan atau jiwa bisa memberikan lebih banyak perlindungan meskipun premi lebih mahal.

5. Perhatikan Besaran Premi

Terakhir, sesuaikan premi asuransi penyakit kritis dengan kemampuan finansial kamu. Pilihlah premi yang tidak akan memberatkan keuanganmu di masa depan, namun tetap memberikan perlindungan yang cukup untuk kebutuhan kesehatan.

Sebagai penutup, memahami prosedur klaim penyakit kritis dengan baik akan membantu memastikan perlindungan yang optimal ketika dibutuhkan, memberikan rasa aman untuk masa depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index