Optimisme Aslindo: Bisnis LKM Diprediksi Tumbuh Tahun Depan

Selasa, 18 November 2025 | 15:58:43 WIB
Optimisme Aslindo: Bisnis LKM Diprediksi Tumbuh Tahun Depan

JAKARTA - Industri Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia diperkirakan tetap memiliki peluang pertumbuhan positif pada tahun depan. 

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Lembaga Keuangan Mikro (Aslindo) Burhan, yang menekankan bahwa perkembangan bisnis LKM semakin tertata dan semakin dikenal masyarakat, terutama di wilayah pedesaan. 

“Selain itu, LKM juga sudah makin dikenal masyarakat, khususnya di desa-desa,” ujarnya.

Optimisme ini muncul seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan keberadaan LKM dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), yang memungkinkan industri memanfaatkan peluang untuk mendorong pertumbuhan bisnis. 

Meski demikian, Burhan mengakui adanya tantangan, terutama terkait kondisi ekonomi yang berpotensi masih tidak menentu. Situasi ini membuat lembaga keuangan mikro lebih selektif dalam menyalurkan kredit, agar risiko kredit macet dapat diminimalkan.

Tantangan Modal dan Strategi LKM

Salah satu tantangan utama yang dihadapi industri LKM adalah sulitnya mendapatkan modal. Burhan menyebutkan bahwa untuk meningkatkan kinerja, LKM perlu melakukan sejumlah langkah strategis. 

“Industri hanya tinggal memanfaatkan dengan maksimal berbagai peluang yang ada demi mendorong pertumbuhan,” jelasnya.

Beberapa strategi yang dapat ditempuh antara lain memperluas wilayah operasional, meningkatkan tabungan masyarakat, serta mengoptimalkan penyaluran pinjaman. Selain itu, inovasi produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat juga dianggap penting agar layanan LKM lebih relevan dan mampu bersaing.

Dukungan dari LKM BKD Ponorogo

Prospek industri LKM yang optimistis juga diamini oleh pelaku industri itu sendiri. Direktur Utama LKM Badan Kredit Desa (BKD) Ponorogo, Mego, menilai bisnis LKM pada tahun depan masih menjanjikan, meski diwarnai persaingan ketat. 

“Artinya, industri yang memiliki daya saing yang kuat akan bertahan dan berkembang,” katanya kepada Kontan.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa keberlanjutan pertumbuhan LKM tidak hanya ditentukan oleh peluang pasar, tetapi juga oleh kemampuan lembaga dalam mengelola risiko dan bersaing secara sehat di tengah ketatnya kompetisi.

Data OJK: Penyaluran Pinjaman LKM

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran pinjaman LKM per September 2025 mencapai Rp950 miliar atau Rp0,95 triliun. Nilai ini tercatat mengalami kontraksi 8,65% dibandingkan posisi akhir 2024 yang sebesar Rp1,04 triliun. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menyampaikan data ini dalam konferensi pers RDK OJK.

Selain itu, jika ditelaah berdasarkan data triwulanan OJK, penyaluran pinjaman LKM per September 2025 mengalami kontraksi sebesar 9,52% dibandingkan posisi per Juni 2025, yang sebesar Rp1,05 triliun. Data ini menegaskan adanya tekanan pada pertumbuhan kredit LKM, meski peluang jangka panjang masih terbuka.

Nilai Aset LKM Terpengaruh

Sejalan dengan penyaluran pinjaman, nilai aset LKM per September 2025 tercatat mencapai Rp1,44 triliun, mengalami kontraksi sebesar 14,8% dibandingkan posisi per Desember 2024 yang sebesar Rp1,69 triliun.

Penurunan aset ini menunjukkan bahwa industri LKM masih menghadapi tantangan likuiditas dan pengelolaan modal yang perlu dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Peluang dan Strategi Pertumbuhan

Meski data menunjukkan adanya kontraksi, Aslindo tetap optimistis bahwa industri LKM akan mampu tumbuh pada tahun mendatang. Burhan menekankan bahwa kunci pertumbuhan terletak pada pemanfaatan peluang pasar dan peningkatan efisiensi operasional.

Beberapa langkah yang disarankan untuk mendorong pertumbuhan LKM antara lain:

Memperluas Jangkauan Operasional: LKM perlu menjangkau desa-desa dan wilayah yang belum terlayani, memaksimalkan penetrasi pasar.

Meningkatkan Tabungan dan Likuiditas: Dengan mengumpulkan lebih banyak tabungan, LKM dapat menyalurkan pinjaman lebih luas dan stabil.

Inovasi Produk: Menyesuaikan produk dan layanan dengan kebutuhan masyarakat modern agar relevansi tetap tinggi.

Selektivitas Kredit: Menilai risiko dengan cermat sebelum menyalurkan pinjaman untuk menghindari kredit macet.

Optimisme Tetap Terjaga

Pernyataan dari Burhan dan Mego mencerminkan optimisme yang sehat di tengah kondisi ekonomi yang menantang. Meski penyaluran pinjaman dan nilai aset menunjukkan kontraksi, peluang pertumbuhan tetap terbuka bagi LKM yang mampu beradaptasi dan berinovasi.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan strategi internal yang matang, industri LKM di Indonesia diprediksi akan tetap memiliki potensi untuk berkembang, memberikan akses keuangan bagi masyarakat desa, dan mendorong inklusi keuangan nasional.

Terkini