JAKARTA - Upaya memperkuat kemandirian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Papua terus digencarkan.
Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menegaskan komitmennya untuk memberikan pembinaan berkelanjutan kepada UMKM Orang Asli Papua (OAP), khususnya di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Ketua Dekranas, Selvi Ananda Rakabuming Raka, menyampaikan bahwa pembinaan tersebut merupakan langkah konkret untuk mengembangkan potensi lokal sekaligus memperkuat ekonomi kreatif berbasis budaya Papua.
Melalui pelatihan yang telah dilaksanakan di Manokwari pada awal November, para pelaku UMKM OAP dibekali keterampilan membuat rumah kaki seribu, mahkota Papua, dan berbagai kerajinan tangan lainnya.
“Pelatihan membuat rumah kaki seribu, mahkota Papua, dan kerajinan lainnya adalah langkah awal. Setelah ini perlu dilanjutkan dengan pembinaan untuk meningkatkan kualitas produk, kemasan, dan standar mutu agar lebih menarik dan kompetitif,” ujar Selvi.
Ia menekankan bahwa potensi pengembangan kerajinan khas Papua di Manokwari sudah sangat besar. Tantangan ke depan adalah memberikan pembinaan berkelanjutan, terutama bagi mama-mama Papua, agar mereka mampu menghasilkan produk yang bernilai tinggi dan berdaya saing nasional maupun internasional.
Digitalisasi dan Kolaborasi Jadi Kunci Pemasaran Produk Lokal
Dekranas juga mendorong pelaku UMKM OAP untuk mulai beradaptasi dengan era digital agar pemasaran produk lebih luas. Menurut Selvi, digitalisasi menjadi langkah strategis agar hasil kerajinan khas Papua dapat dikenal hingga ke luar daerah bahkan luar negeri.
“Selama ini hanya dijual di gedung Dekranasda atau pameran, ke depan harus bisa masuk ke pasar daring. Banyak platform digital bisa dimanfaatkan untuk menjangkau pembeli hingga keluar pulau,” katanya.
Selain aspek pemasaran, Selvi juga menyoroti pentingnya peningkatan kemampuan pengelolaan keuangan bagi pelaku UMKM. Pelatihan manajemen usaha dianggap penting agar kegiatan ekonomi dapat berjalan berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi nyata bagi keluarga.
Ia menegaskan bahwa pembinaan berkelanjutan tidak dapat dilakukan secara tunggal oleh Dekranas.
Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif berbasis komunitas lokal. Sinergi antara pemerintah daerah, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan para mitra menjadi faktor penentu keberhasilan program pembinaan ini.
“Kita ingin pertumbuhan ekonomi tidak hanya berpusat di kota besar, tetapi mengakar kuat di Papua. Dari Timur untuk Indonesia, bahkan dari Timur untuk dunia,” ujarnya dengan semangat.
Pandangan tersebut menegaskan visi besar Dekranas dalam memperluas jangkauan ekonomi kreatif nasional melalui pemberdayaan masyarakat di wilayah timur Indonesia.
Pelatihan Kriya Perkuat Ekonomi Kreatif Papua
Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas, Metty Herindra, menjelaskan bahwa pelatihan kriya di Manokwari merupakan hasil kerja sama antara Dekranas dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kegiatan ini merupakan penyelenggaraan tahun kedua setelah sukses dilaksanakan di Kalimantan Timur.
Menurut Metty, pelatihan tersebut diikuti oleh 130 peserta yang terbagi dalam empat kelas utama, yaitu pembuatan mahkota Papua, noken, miniatur rumah kaki seribu, dan batik.
Program ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga menghadirkan coaching clinic dan workshop tentang strategi branding serta teknik pemasaran.
Kegiatan ini diharapkan dapat membangun kapasitas pelaku ekonomi kreatif di Papua Barat agar mampu bersaing dalam industri nasional. Pelatihan yang mengedepankan inovasi dan kearifan lokal ini menjadi wujud nyata komitmen Dekranas untuk mendukung pemerataan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia.
Melalui pelatihan dan pendampingan berkelanjutan, para peserta diharapkan tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memahami pentingnya nilai estetika, keunikan budaya, dan keunggulan lokal dalam setiap produk yang dihasilkan.
Sinergi Daerah Perkuat Peran Perempuan Papua
Ketua Dekranasda Manokwari, Febelina Indou, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara Dekranas, Solidaritas Perempuan untuk Indonesia (Seruni) Kabinet Merah Putih, dan pemerintah daerah.
Menurutnya, pelatihan tersebut menjadi bagian dari implementasi program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang salah satu fokusnya adalah memperkuat ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan perempuan.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi kreatif, khususnya sektor kriya dan UMKM di Papua Barat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa peserta dari tujuh kabupaten di Papua Barat mendapatkan kesempatan memamerkan hasil karya unggulan seperti noken, batik Papua, ukiran kayu, tenun khas, dan anyaman. Melalui kegiatan tersebut, para peserta tidak hanya belajar membuat produk, tetapi juga memahami strategi pemasaran dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
“Melalui kegiatan ini, kita ingin menunjukkan bahwa perempuan Papua bukan hanya penggerak dalam keluarga, tetapi juga pencipta nilai ekonomi, penjaga budaya, dan penguat bangsa,” kata Febelina.
Dekranas berharap bahwa pelatihan ini menjadi awal dari program jangka panjang yang mampu mendorong munculnya wirausaha baru dari kalangan perempuan Papua.
Dengan dukungan pembinaan yang berkesinambungan, produk kerajinan khas Papua diharapkan dapat menjadi ikon ekonomi kreatif nasional yang mengangkat martabat serta identitas budaya Indonesia di mata dunia.